Selasa, 13 Desember 2011

Sekilas Lingk St Odilo


Lingkungan Santo Odilo
A.    Sejarah Lingkungan
Pembentukan Lingkungan Santo Odilo adalah berawal dari perkembangan perumahan di daerah Kecamatan Buduran khususnya di Desa Siwalanpanji dimana salah satunya adalah Perumahan gading Fajar I. Jumlah umat Katolik di Lingkungan Santa Oda yang merupakan cikal bakal Lingkungan Santo Odilo mengalami peningkatan terutama karena masuknya pendatang yang tinggal dilingkungan Perumahan Gading Fajar I, sehingga untuk semakin meningkatkan pelayanan kepada umat di perumahan tersebut, maka pada tahun 2000 dibentuk Lingkungan Santo Odilo dengan daerah pelayanan di dalam Perumahan Gading Fajar I. Jumlah umat pada saat pembentukan awal sebanyak 58 umat, atau 17 KK. Dalam perkembangannya Lingkungan Santo Odilo mengalami peningkatan jumlah umat dari tahun ke tahun dan hingga saat ini mencapai 121 umat atau 42 KK.
B.    Daerah pelayanan
Batas Utara       :    Desa Sidomulyo,      Kec. Buduran            (Lingk. Santa Oda)
Batas Selatan   :    Desa Kemiri,               Kec. Buduran            (Lingk. Santa Oda)
Batas Barat       :    Desa Buduran,          Kec. Buduran            (Lingk. Santa Oda)
Batas Timur        :    Desa Siwalanpanji,  Kec. Buduran            (Lingk. Santa Oda)
C.     Perkembangan jumlah umat
Periode
2000-2003
2003-2006
2006-2009
2009-2012
Jumlah Umat
58
94
113
121
Jumlah KK
17
26
35
42
D.    Riwayat Santo Pelindung
Lahir pada Tahun  962 di Auvergne, Prancis,
Meninggal Secara alamiah pada tanggal 1 Januari 1049 di Souvigny, Perancis. Peninggalannya dibakar selama masa Revolusi Prancis pada tahun 1793.
Dikanonisasikan Pada tahun 1063.
Santo Odilo adalah pelindung Terhadap penyakit kuning dan jiwa-jiwa dalam Api Penyucian.
Simbol untuk penggambarannya adalah Kepala biara Benediktin dengan tengkorak dan tulang bersilang di kakinya. Kepala biara sedang merayakan misa dengan Api Penyucian terbuka di sisinya. Kepala biara seperti malaikat sedang melepaskan jiwa-jiwa dari Api Penyucian.
Pesta dirayakan pada tanggal 3 Januari dan 19 Januari (sebelumnya tanggal 2 Januari, di Clunny), serta  di Switzerland pada 6 Pebruari.
St. Odilo adalah seorang Abbot (Kepala Biara) Cluny yang kelima, lahir pada tahun 962 dan meninggal pada tanggal 1 Januari 1049. Dia adalah seorang keturunan bangsawan dari Auvergne, putra dari Berald de Mercoeur dan Gerberga yang menjadi biarawati saat janda. Odilo memasuki Biara Cluny yang terkenal di Prancis untuk mengikuti panggilannya dengan menjadi seorang biarawan dari Ordo St. Benedict, and very soon showed outstanding qualities of leadership and organization. Benedictus di Seminari Santo Julien di Brioude pada tahun 991. Ia mempunyai bakat kepemimpinan yang luar biasa dalam organisasi sehingga Kepala Biara Cluny keempat, St. Majolus, memilih Odilo sebagai wakilnya pada tahun 994.
Dibawah kepemimpinannya biara mengalami perkembangan yang pesat hal ini terutama karena kelembutannya dan jiwa sosial serta bakat dalam berorganisasi. Dia adalah seorang yang tekun dalam doa dan matiraga, memiliki semangat dalam ketaatan akan panggilan ilahi untuk hidup membiara. Dia mendorong semangat belajar di biaranya, dan membimbing Radolphus Glaber seorang biarawan untuk menulis tentang sejarah waktu. Ia membangun biara yang megah kemudian menindaklanjuti dengan mereformasi biara-biara ordo Benediktin hingga menyebar ke Spanyol selama kepemimpinan Kaisar Alphonse VI.
Odilo mempersiapkan jalan bagi persatuan biara, dengan menjaga ketertiban serta disiplin kehidupan dalam biara. Jumlah biara meningkat dari 37 menjadi 65, lima biara yang baru didirikan dan 23 biara lainnya telah mengikuti gerakan reformasi. Beberapa biara telah direformasi oleh biara Cluny, hingga sampai biara St. Vannes di Lorraine daerah perbatasan Perancis-Jerman.
Karena jasa-jasanya dalam reformasi biara, Odilo oleh Fulbert dari Chartres dijuluki sebagai "Malaikat para biara".  Dan melalui hubungan dengan para paus, penguasa, dan uskup, kepemimpinananya di biara Cluny menjadi terkenal. Dia telah sembilan kali berangkat  ke Italia dan mengambil bagian dalam beberapa sinode disana. Paus Yohanes XIX dan Paus Benedictus IX pernah menawarkan kepadanya untuk menjadi Uskup Agung di Lyon, namun ia menolaknya.
Odilo left another legacy of a different kind.Odilo meninggalkan warisan lain yaitu About the year 1030 AD he began the practice of commemorating the dead of his own monastery and its dependent houses the day after the Feast of All Saints.sekitar tahun 1030 M ia mulai praktek memperingati  hari para arwah di api penyucian setelah hari raya Semua Orang Kudus. Due to the powerful influence of the Abbey of Cluny throughout Setelah vesper pada 1 November, bel dibunyikan dan doa ofisi untuk para arwah didaraskan. Keesokan harinya, imam merayakan Misa Kudus untuk jiwa-jiwa di Api Penyucian.
St. Odilo pada tahun 1048 mengeluarkan dekrit kepada semua biara kongregasi di Cluny agar pada tanggal 2 Nopember merayakan “hari para arwah” (Omnium Defunctorum). Karena pengaruh kuat dari Biara Cluny, maka tradisi ini segera menyebar ke biara-biara Benediktin lainnya hingga ke seluruh Europe Eropa, dan akhirnya diadopsi secara universal dalam Gereja Latin.
Tradisi biara Benediktin di Cluny kemudian diadopsi oleh imam Kartusian. Paus Sylvester II menyetujuinya dan merekomendasikannya.
Tanggal 2 November ini dipilih supaya peringatan para arwah tersebut bisa dilaksanakan berurutan (yakni 1 Nov untuk para kudus yang sudah di Surga – Gereja Jaya/Church Triumphant, dan 2 Nov bagi para arwah di Api Penyucian – Gereja Menderita/Church Penitent). Dan dengan demikian mengekspresikan iman Kristen akan “persekutuan para kudus”.
St. Odilo menerima panggilan suci dan menjabat sebagai Kepala Biara Clunny yang kelima selama 50 tahun dari tahun 999 sampai kematiannya pada tanggal 1 Januari 1049 di Biara Souvigny sekembali dari salah satu kunjungannya ke banyak biara di Italy Italia. Empatbelas tahun kemudian yaitu tahun 1063, Odilo dikanonisasi menjadi Santo. Proses kanonisasi dilakukan oleh Peter Damien, yang menulis sebuah sejarah hidup pendek berupa ringkasan dari karya Jotsaldo yaitu salah seorang biarawan yang seringkali menemani St. Odilo dalam setiap perjalanan kunjungannya.
Sumber : http://www.newadvent.org/cathen/11207c.htm
Keutamaan dan Teladan hidup Santo Odilo :
1.      Seorang yang mempunyai bakat kepemimpinan yang luar biasa dalam organisasi
2.      Seorang yang lembut hati dan berjiwa sosial
3.      Seorang yang tekun dalam doa dan matiraga
4.      Seorang yang penuh semangat dalam ketaatan akan panggilan ilahi untuk hidup membiara
5.      Seorang yang menjaga ketertiban serta disiplin
6.      Mewariskan About the year 1030 AD he began the practice of commemorating the dead of his own monastery and its dependent houses the day after the Feast of All Saints.praktek peringatan bagi arwah di api penyucian setelah hari raya Semua Orang Kudus

Santo Odilo :
Santo pelindung bagi jiwa-jiwa dalam api penyucian
Santo Odilo………, doakanlah kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar